Showing posts with label PERTEMPURAN DI SURABAYA. Show all posts
Showing posts with label PERTEMPURAN DI SURABAYA. Show all posts

Wednesday, 11 November 2015

Pahlawan yang Terlupakan


Pahlawan yang Terlupakan
Mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa dalam perjuangan bangsa kita sejarah mencatat bahwa tentara sekutu yang berkebangsaan India (British Indian Troop) telah membelot untuk bergabung dan turut berjuang bersama sama dengan para pejuang bertempur melawan tentara Belanda, demikian juga dengan beberapa serdadu Jepang yang tidak ingin kembali ke negaranya dan diperlakukan sebagai tawanan perang sehingga mereka melanjutkan peperangan dengan ikut bergabung dengan pejuang bertempur melawan musuh yang "sama", Namun malang tidak dapat di tolak karena beberapa diantara mereka ada yang bernasib sial karena tertangkap oleh tentara Belanda. Dalam hukum militer tidak ada ampun bagi para desertir yaitu hukuman mati jika dikembalikan ke pasukan induknya, akan tetapi pihak Belandalah "sepertinya" yang telah menjadi algojo untuk menghukum mereka.

Forgotten Heroes
Prisoner of war in " Glodok ." Eight Indian deserters and two Japanese, who were captured during the operations in Java by the Dutch troops, was transferred to the prison in Glodok . V.l.n.r. standing : Satjoeddin Khan (captured Cheribon , formerly belonging to 161 GPT 2 MT Regt.10e.Div . ) Mahindar Sing ( Bandung , 2nd Comouni Regt.49 Brig 23 Div. . ) , Michael ( Dajeuhkolot , 49 Signal Brig . Section 23 Div. ) , Mohamad Sidik ( Cheribon Comouni 2nd Regt. 49 Brig . 23 Div. ) Sidik , ( Cheribon 203. Motor Ambulance 15 HQ). Squatting of LNR : the Japanese Sakano Susumu ( Sumedang ) , the Japanese Kusaka Seizo ( Sumedang ) Fazaldad Khan ( Cheribon 58 Punjab 23 Div. ) , Ganaksandar ( Cheribon 558 Workshop 15 HQ) Suleiman ( Pegaden Baru , 15 HQ)

Krijgsgevangenen in "Glodok". Een achttal Indische deserteurs en twee Japanners, die tijdens de acties op Java door de Nederlandse troepen gevangen genomen zijn, werd naar de gevangenis te Glodok overgebracht. V.l.n.r. staande: Satjoeddin Khan (gevangen genomen te Cheribon, vroeger behorende tot 161 G.P.T. 2 M.T. Regt.10e.Div.),Mahindar Sing (Bandoeng, 2nd Comouni Regt.49 Brig. 23 Div.), Michael (Dajeuhkolot, 49 Brig. Signal Section 23 Div.), Mohamad Sidik (Cheribon, 2nd Comouni Regt. 49 Brig. 23 Div.) Sidik, (Cheribon, 203. Motor Ambulance 15 H.Q.). Hurkend van l.n.r.: de Japanner Sakano Susumu (Soemedang), de Japanner Kusaka Seizo (Soemedang), Fazaldad Khan (Cheribon, 58 Punjab 23 Div.), Ganaksandar (Cheribon, 558 Workshop 15 H.Q.) Soeleiman (Pegaden Baroe, 15 H.Q.)

Friday, 24 July 2015

Poster dan propaganda dalam perang kemerdekaan

Poster dan propaganda dalam perang kemerdekaan






Poster dan propaganda dalam pertempuran Surabaya November 1945 yang ditujukan ke tentara Sekutu

Tuesday, 2 June 2015

Bung Tomo








PIDATO BUNG TOMO

Bismillahirrohmanirrohim..
MERDEKA!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara….
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian.
Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara….
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara….
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!

Saturday, 29 November 2014

RAF P-47 Thunderbolt di bandara Kemayoran, Jakarta




Ground crew of 81 Squadron service a Thunderbolt aircraft at Kemajoran airfield, Batavia, in readiness for operations against Indonesian nationalists at Sourabaya (Soerabaja) East Java, November 1945.


Monday, 17 November 2014

Tank Sherman tentara Inggris menggempur kota Surabaya

Tank Sherman tentara Inggris menyerbu kota Surabaya, Photo by IWM


Gemuruh suara mesin dan rantai baja berdecit dari konvoi  kendaraan tempur  milik tentara Inggris melibas siapa saja yang merintangi jalan, brikade brikade penghalang jalan yang sebelumnya di pasang oleh para pejuang tanpa ampun dilindas. Tiba tiba menyalaklah tembakan dari laras meriam 75mm  dari konvoi tank tersebut, suaranya menggelegar dahsyat menghantam tembok rumah yang dicurigai sebagai tempat persembunyian para pejuang,  rumah itu pun hancur berantakan, asap dan api mengepul dari rumah yang hancur itu dan beruntunglah para penghuni rumah telah mengungsi beberapa hari sebelumnya, merasa tidak menemukan apa yang di carinya maka secara membabi buta menyalaklah lagi meriam dari tank tersebut... BOMM ! sekarang yang menjadi korban adalah bekas gedung pemerintahan, gedung itupun ambruk karena di hujani oleh beberapa tank Sherman secara sekaligus. Para "invader” merasa kesal karena mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, yang mereka temukan hanyalah rumah dan gedung gedung  yang

Sunday, 9 November 2014

Foto jadul Battle of Surabaya

pertempuran surabaya
Kendaraan tang di tumpangi oleh Brigjen Mallaby yang tewas

PROLOG
Pertempuran Surabaya adalah pertempuran antara pasukan TNI dan pejuang kemerdekaan terhadap Pasukan India dan Inggris yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia. Puncak pertempuran itu terjadi pada bulan November 1945.

INSIDEN HOTEL YAMATO


Pada tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta dua hari setelah Jepang menyerah terhadap tentara sekutu dibawah pimpinan Jendral Douglas Mac Arthur di Pasifik. Kabar tentang deklarasi kemerdekaan tersebut pun  tersebar di seluruh nusantara, dan dalam minggu-minggu berikutnya, terjadi kekosongan kekuasaan   dan menciptakan suasana  ketidakpastian lalu pada tanggal  19 September 1945, sekelompok tawanan Belanda yang didukung oleh militer Jepang mengibarkan bendera Belanda di luar Hotel Yamato