Sunday 9 November 2014

Foto jadul Battle of Surabaya

pertempuran surabaya
Kendaraan tang di tumpangi oleh Brigjen Mallaby yang tewas

PROLOG
Pertempuran Surabaya adalah pertempuran antara pasukan TNI dan pejuang kemerdekaan terhadap Pasukan India dan Inggris yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia. Puncak pertempuran itu terjadi pada bulan November 1945.

INSIDEN HOTEL YAMATO


Pada tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta dua hari setelah Jepang menyerah terhadap tentara sekutu dibawah pimpinan Jendral Douglas Mac Arthur di Pasifik. Kabar tentang deklarasi kemerdekaan tersebut pun  tersebar di seluruh nusantara, dan dalam minggu-minggu berikutnya, terjadi kekosongan kekuasaan   dan menciptakan suasana  ketidakpastian lalu pada tanggal  19 September 1945, sekelompok tawanan Belanda yang didukung oleh militer Jepang mengibarkan bendera Belanda di luar Hotel Yamato
(sebelumnya Hotel Oranje, sekarang Hotel Majapahit) di kota Surabaya, Jawa Timur . Hal ini memicu kemarahan rakyat Indonesia yang melihatnya dan langsung  masuk dan naik keatas hotel tersebut  merobek bagian biru bendera Belanda, dan mengubahnya menjadi bendera Indonesia yang mengakibatkan pemimpin kelompok Belanda, Mr Ploegman, tewas karena diamuk oleh massa yang marah. 
Pimpinan Senior tentara  Jepang di Surabaya, Laksamana Shibata Yaichiro, mendukung kepada kelompok Republik dan memberikan kepada pihak Indonesia akses ke gudang gudang penyimpanan senjata dan amunisi milik jepang kepada pihak Indonesia.  Pada tanggal 3 Oktober, Laksamana Shibata Yaichiro menyerah kepada kapten Angkatan Laut Belanda, yang merupakan perwakilan pihak pasukan Sekutu yang pertama tiba. Yaichiro memerintahkan pasukannya untuk menyerahkan senjata mereka yang tersisa ke pihak pejuang Indonesia dan pihak Indonesia harus menyerahkan senjata mereka ke sekutu, tetapi  para pejuang menolak perintah tersebut.
Lalu sekitar Oktober 1945 pasukan Inggris mendarat di Surabaya dan membawa kontingen militer Belanda  yang disebut Administrasi Sipil Hindia-Belanda (NICA). Tujuan utama dari pasukan Inggris di Surabaya adalah menyita  senjata dari tentara Jepang dan milisi Indonesia, mengurus mantan tawanan perang (POW), dan mengirim pasukan Jepang yang tersisa kembali ke Jepang.  Pihak Inggris merasa khawatir tentang meningkatnya keberanian dan kekuatan  dari pihak nasionalis.

AWAL PERTEMPURAN DI SURABAYA
Pada bulan September dan Oktober 1945 serangkaian insiden terjadi yang melibatkan pro IndoBelanda, dan kekejaman yang dilakukan oleh massa Indonesia terhadap interniran eropa. Lalu pda tanggal 25 Oktober sekitar enam ribu tentara India dibawah komando Inggris dikirim ke Surabaya untuk mengevakuasi interniran warga eropa dan dalam waktu tiga hari pertempuran berskala kecil dimulai. Setelah pertempuran sengit antara pasukan India Inggris dgn sekitar 20.000 pasukan Indonesia dari Angkatan Darat yang baru dibentuk yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang didukung oleh massa berjumlah sekitar 70,000-140,000 orang, lalu pihak Inggris membawa Presiden Soekarno bersama Wakil Presiden Moh. Hatta dan para menterinya Amir Sjarifuddin , untuk meredam konflik tersebut, dan gencatan senjata dicapai pada tanggal 30 Oktober 1945

TERBUNUHNYA JENDRAL MALLABY
Beberapa hari sebelumnya pada tanggal 26 Oktober 1945, Brigadir Jendral Mallaby mencapai kesepakatan dengan Mr Suryo, gubernur dari Jawa Timur, menyatakan  bahwa Inggris tidak akan meminta pasukan Indonesia / milisi untuk menyerahkan senjata mereka, Akan tetapi terjadi sebuah kesalahpahaman tentang kesepakatan antara pasukan Inggris di Jakarta (yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison) dengan pasukan Brigjen  Mallaby di Surabaya yang berdampak  sangat fatal.
Kekuatan pasukan Inggris di Surabaya adalah sekitar  6.000 pasukan dari India dari  49th Infantry Brigade of the 23rd Indian Division . Ketika pertempuran mencapai puncaknya , pasukan  Inggris mengirim pasukan tambahan yang terdiri dari 24.000 tentara bersenjata lengkap dari Divisi India ke-5, yang di dukung 24 tank Sherman, 24 pesawat tempur dan pembom,  2 kapal penjelajah dan kapal perusak.
Sementara pasukan Indonesia terdiri dari 20.000 tentara yang baru dibentuk yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR)  yang diperkirakan didukung sekitar  100,000-120,000 laskar. TKR dibentuk oleh mantan anggota Peta, sebuah organisasi semi-militer selama pendudukan Jepang. Para laskar terdiri dari massa pro-kemerdekaan, dipersenjatai dengan senapan, pedang, dan tombak bambu. Beberapa senjata mereka diambil dari pasukan Jepang menyerah.
Battle of Surabaya
Tank Stuart Tentara Inggris menuju ke arah Semarang-Ambarawa



Pada tanggal 27 Oktober 1945, sebuah pesawat Inggris dari Jakarta menjatuhkan selebaran di Surabaya yang mendesak pasukan  TKR dan milisi Indonesia untuk menyerahkan senjata mereka. Para pemimpin pasukan dan milisi Indonesia jelas menolak permintaan tersebut dan  melihatnya sebagai pelanggaran  kesepakatan yang dicapai dengan Brigje  Mallaby sebelumnya. Lalu  pada tanggal 28 Oktober 1945, para pejuang TKR dan milisi menyerang pasukan Inggris di Surabaya, menewaskan dua ratus tentara sekutu tersebut. Dan pada tanggal 30 Oktober Inggris terbang ke Surabaya bersama  Sukarno (presiden RI), Mohammad Hatta (wakil presiden RI), dan Amir Syarifuddin Harahap (menteri informasi Indonesia) ke Surabaya untuk menegosiasikan gencatan senjata dengan tentara Inggris di Surabaya untuk mencegah korban yang besar di pihak Inggris. Gencatan senjata dinegosiasikan dengan Mayor Jenderal Hawthorn (komandan-23 Inggris Divisi India) bersama Brigadir Mallaby dan segera ditaati.
Pada tanggal 30 Oktober 1945, Brigadir Mallaby , Pimpinan pasukan Inggris di Surabaya, sedang melakukan perjalanan berkeliling  kota Surabaya untuk menyebarkan berita tentang kesepakatan baru untuk pasukannya. Ketika mobilnya mendekati pos pasukan Inggris di gedung International dekat Jembatan Merah , mobilnya dikepung oleh pejuang  dan terjadilah insiden Brigjen  Mallaby ditembak dan dibunuh oleh pejuang.
Akibat terbunuhnya Brigjen Mallaby, pihak Pasukan Inggris sangat marah dan mengultimatum untuk penyerahan di pihak pejuang  Indonesia, lalu terjadilah peristiwa 10 Noember 1945 di kota Surabaya yang di serbu oleh pihak inggris dari segala penjuru, pertempuran tersebut berlangsung selama hampir tiga minggu yang mengakibatkan puluhan ribu rakyat Surabaya tewas, sementara di pihak pasukan Inggris mencapai 600 prajurit kehilangan nyawa.





No comments:

Post a Comment