Agresi Militer II Belanda ke Wilayah RI di Sumbagsel
Di Daerah Sumatera Bagian Selatan Agresi Militer II
Belanda dilakukan pada akhir desember 1948. Daerah pertama yang mendapat
serangan adalah Jambi (28 Desember 1948), kemudian Sumatera Selatan (29
Desember 1948), Lampung (1 Januari 1949), dan Bengkulu (5 Januari 1949).
- Jambi
(28 Desember 1948)
Wilayah
Keresidenan Jambi diserang oleh pasukan Belanda. Dibawah tanggung jawab Sub Territorium Djambi (STD) dipimpin Letnan Kolonel
Abunjani. Membawahi tiga Batalion dan satu pasukan AURI , yaitu Batalion Sarolangun
dipimpin Mayor Harun Sohar, Batalion Tanah Minyak dipimpin Kapten Slamet. Batalion Jambi dipimpin Kapten Marzuki (kemudian
diganti Kapten Zainal Rivai) serta pasukan AURI yang dipimpin Kapten udara Suyono
dan Letnan udara Maki Perdana Kesuma (Syafruddin. 389)
Serangan
dilakukan dengan mengerahkan 14 pesawaat yang terdiri dari 9 Dacota, 4 pesawat
B.25 dan sebuah pesawat Mustang. Kota Jambi dihujani peluru dan bom serta
penyebaran berabagai pamlet dan Belanda juga menerjunkan pasukan payungnya
di daerah Tanah Minyak (Tempino, Kenali asam dan Bajubang) tanggal 29 Desember 1948. Pasukan TNI dan
buruh melakukan perlawanan dengan cara membumihanguskan objek-objek vital di Jambi.
Pasukan Belanda menyebarkan pamlet
untuk tidak membumihanguskan
akan tetapi hal demikian membuat Pasukan TNI dan Buruh semakin gencar melakukan
perlawanan. Pasukan
TNI dipimpin Letnan Simatupang bersama barisan buruh minyak mengadakan
perlawanan sengit di daerah Tempino,
dalam pertempuran ini gugur 20 orang TNI (termasuk Letnan simatupang, 30 buruh minyak dan 5 orang polisi.
Kapten Rivai, Kapten Marzuki
memimpin pembakaran sumur minyak. 30 sumur minyak dibakar dan baru dapat dipadamkan selam 3
bulan.dan harus dibayar mahal dengan gugurnya Kapten Marzuki dan Kapten Sujono.
Setelah pertempuran itu Belanda berhasil
menguasai produksi operasi minyak yang penting yaitu Tempino, Kenali asam dan Bajubang.
Pasukan TNI mengundurkan diri ke luar
kota sambil menyusun strategi untuk melakukan perang gerilya, dan kemudia
dipilihlah Bangko tempat Sub Territorium Jambi Letnan Kolonel Abunjani dan staffnya.