Latar belakang
Batalyon Pomad Para didirikan tahun 1960, dalam rangka mendukung Operasi Trikora, merebut
Irian Barat, yang dipimpin oleh Panglima Mandala Mayjen TNI Soeharto. Batalyon Pomad Para berada dalam lingkungan Kostrad, dilatih sebagian
besar di Batujajar, oleh Pusdik Komando AD, lingkup penugasannya selalu
tandem dengan Resimen Para Komado AD/RPKAD, yang dipimpin oleh Kolonel
Inf Sarwo Edhi. Sesuai dengan lingkup penugasannya, maka Batalion Pomad Para oleh Letnan Kolonel
CPM Norman Sasono diberlakukan sistem kepemimpinan extra keras, mirip
dengan RPKAD, karena itu para anggota Pomad Para dikirim ke Pusdik
Pasus Batujajar untuk menempuh Kwalifikasi Pasukan Komando, ambil baret
merah dan berbagai kemampuan terjun tempur seperti Pandu
Udara/Pathfinder.
Satgas Pomad Para
Sekitar akhir tahun 1965, keadaan politik di Indonesia sedang mengalami
pembenahan secara menyeluruh. Krisis politik terjadi dialami merupakan
akibat lebih lanjut dari meletusnya peristiwa G30S/PKI. Berdasarkan
Surat Perintah Menteri Panglima Angkatan Darat Nomor PRIN.75/III/1966
tanggal 23 Maret 1966, yang berisi tentang perintah kepada Direktur
Polisi Militer Angkatan Darat (Brigjen TNI Sudirgo), maka
dilaksanakannyalah serah terima penugasan dari Resimen Tjakrabirawa
kepada Polis Militer Angkatan Darat. Tidak lebih dari tiga hari setelah
serah terima pelaksanaan tugas pengawalan terhadap Kepala Negara
berlangsung, Direktur Polisi Militer dengan serta merta mengeluarkan
Surat Keputusan dengan Nomor : Kep-011/AIII/1966 tanggal 25 Maret 1966
yang berisi tentang pembentukan Satuan Tugas Polisi Militer Angkatan
Darat (Satgas POMAD) yang menunjuk Letkol Cpm Norman Sasono sebagai
Komandan Satgas Pomad Para. Dengan tugas mengawal Kepala Negara
RI dan Istana Negara, serta melaksanakan tugas – tugas protokoler
kenegaraan, Satgas Pomad Para berkedudukan dibawah Direktorat Polisi
Militer yang terdiri dari dua Batalyon Pomad, satu Batalyon Infanteri
Para Raider, serta satu Detasemen Kaveleri Panser. Batalyon I
Pomad Para berkedudukan di Jalan Tanah Abang II Jakarta Pusat yang
dulunya digunakan sebagai Markas serta Asrama Resimen Tjakrabirawa.
Tugas pokok Batalyon I Pomad Para yakni, Melaksanakan pengawalan
Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya, serta Tamu Asing
setingkat Kepala Negara, melaksankan pengawalan Istana Merdeka Utara,
Istana Merdeka Selatan serta kediaman resmi Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk Batalyon II Pomad Para berkedudukan di Ciluer – Bogor yang
sebelumnya digunakan sebagai asrama Batalyon I Pomad Para. Tugas
Batalyon II Pomad Para yang berkedudukan di Ciluer, bertugas
melaksanakan pengawalan Istana Bogor, Istana Cipanas, serta membantu
Batalyon I Pomad Para dalam melaksanakan tugas pokoknya. Batalyon
Kaveleri Serbu Kodam V Jaya tetap di BP kan ke Satgas Pomad, sedangkan
Batalyon 531/Para Raiders selanjutnya ditarik kembali ke Kodam Brawijaya
untuk bertugas dilingkungan angkatan Darat.
|
Yon Pomad Para |
Tampak dari belakang lensa Letkol CPM Norman Sasono sedang memerika barisan Yon Pomad Para, 1965
|
Yon POMAD PARA-1 |
Foto prajurit dari Yon Pomad Para dalam melakukan penjagaan di gedung pengadilan Mahmilub yang sedang melakukan persidangan terhadap tersangka tahanan politik yang terlibat pemberontakan G30S/PKI, 1966
|
Satgas Pomad Para |