Showing posts with label PERANG DUNIA KE-2. Show all posts
Showing posts with label PERANG DUNIA KE-2. Show all posts

Saturday 29 August 2015

Fuselier der Infanterie (Rifleman) Hendrik Pomantow

Fuselier der Infanterie (Rifleman)Hendrik Pomantow






Prajurit Hendrik Pomantow adalah salah satu tentara KNIL berasal dari Menado yang tertangkap tentara Jepang ketika pecah perang dunia ke-2 di nusantara, prajurit Hendrik Pomantow berhasil meloloskan diri dari kamp tahanan Jepang di Babelthaup di kepulauan Palau dengan menggunakan rakit yang dibuat dari potongan bambu yang nekat menyebrangi lautan Pasifik yang terkenal ganas,  terkatung-katung selama 6 hari di tengah lautan luas tanpa bekal makanan didera rasa lapar dan haus. Perbuatan nekat itu sangatlah beresiko tinggi karena jika dia tertangkap oleh tentara Jepang maka hukum pancunglah yang akan diterimanya, karena tindakan melarikan diri dari kamp tahanan Jepang telah beberapa kali dilakukan oleh rekan-rekan KNIL dan tentara Sekutu lainnya yang ditawan tentara jepang namun usaha mereka selalu gagal, dan akibatnya hukuman matilah sebagai hukumannya. Akhirnya perjuangan hidup dan mati Hendrik Pomantow tidaklah sia-sia karena berhasil diselamatkan oleh Kapal Perang Destroyer milik Angkatan Laut Amerika.yang melihat rakit tersebut terkatung-katung di lautan. Pada awalnya pihak angkatan laut amerika mengira prajurit Hendrik Pomantow adalah seorang tentara Heiho Jepang namun setelah beberapa hari diinterogasi oleh pihak marinir amerika dan di konfirmasi dengan pihak militer Belanda yang berpangkalan di Australia barulah dia dibebaskan. Setelah beberapa hari sempat dirawat di rumah sakit militer di pangkalan amerika di pasifik Prajurit Hendrik Pomantow memberikan informasi yang berharga berupa lokasi pangkalan tentara Jepang dan info-info penting lainnya yang berharga untuk kepentingan militer tentara sekutu, selain itu juga karena informasi inilah beberapa ratus tahanan sekutu yang telah ditahan bersama dengan Prajurit Hendrik Pomantow yang ikut ditawan berhasil diselamatkan oleh tentara Amerika dari siksaan keji dan hukuman mati oleh tentara Jepang. Atas jasa dan keberanian aksi yang dilakukan oleh Prajurit Hendrik Pomantow maka pemerintah kerajaan Belanda menganugerahkan medali kehormatan berupa bintang Bronzen Kruis yang diberikan kepadanya.
BIOGRAPHY: 
Service number 40676.

For his part in the fightings in the Dutch East Indies/indonesia after the Second World War, Hendrik Pomantow also received the Dutch Honormedal for War and Peace.

Name:  Pomantow, Hendrik
Date of birth: November 1st, 1919 (Rantepao/Celebes, Dutch East indies)
Date of death:  November 2nd, 1991 (Malang/Eastern Java, Indonesia)
Nationality:  Menadonese




Rank:
Fuselier der Infanterie (Rifleman)
Unit:
Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger(KNIL) (Ropyal Dutch East Indian Army)
Awarded on:
April 1st, 1947


Details: Royal Decree No. 68 dated April 1st, 1947.
Proposed by the Minister of Colonies on March 22nd, 1947, 6e Afdeeling no.9.


Sumber :
http://en.ww2awards.com/person/42893

Tuesday 18 August 2015

Tentara Peta (Pembela Tanah Air)

PETA Soldier
Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA (郷土防衛義勇軍 kyōdo bōei giyūgun?) adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai.


Saturday 8 August 2015

The Red Ball Express



THE RED BALL EXPRESS "KEEP 'EM ROLLING !"

The Red Ball Express adalah  was a famed truck convoy system that supplied Allied forces moving quickly through Europe after breaking out from the D-Day beaches in Normandy in 1944. In order to expedite cargo to the front, trucks emblazoned with red balls followed a similarly marked route that had been closed to civilian traffic. These trucks were also given priority on regular roads.
The system originated in an urgent 36-hour meeting and began operating on August 25, 1944, staffed primarily with African -American soldiers.At its peak, the Express operated 5,958 vehicles, and carried about 12,500 tons of supplies a day. It ran until November 16, when the port facilities at Antwerp,  Belgium  were opened, some French rail lines were repaired, and portable gasoline pipelines deployed.

The Red Ball Express adalah julukan bagi satuan logistik tempur tentara amerika selama perang dunia ke 2 di Perancis pasca pendaratan tentara sekutu di Normandia Juni 1944. Untuk mendukung satuan tempur pasukan Amerika yang mengalami kemajuan pesat tentunya memerlukan supply logistik yang cukup seperti : amunisi, bahan makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Proses angkut supply ini sendiri tidaklah mudah karena menjadi salah satu target utama bagi Luftwaffe (angkatan udara tentara jerman) dan di daratpun sering mendapat sergapan dari angkatan darat Jerman yang minim pasokan logistik. Setiap konvoi terdiri dari lima truck yang dikawal depan dan belakang oleh jeep dari Military Police yg dilengkapi dgn senapan mesin. sebagian besar pengemudi dan crew adalah African-American (Negro).





 

Sunday 31 May 2015

TRAGEDI KAPAL JUNYO MARU/ JUNYO MARU HELL SHIP”



“TRAGEDI  KAPAL  JUNYO MARU/ JUNYO MARU HELL SHIP”
The Sinking of the Junyo Maru
One of the largest, yet most forgotten, maritime disaster of WWII
At about half past five we were roused from a light snooze by a dull and the trembling of the entire ship, my first thought was: an explosion of one of the boilers. We all jumped up which caused an enormous scramble for the only steps leading to the deck. A few seconds after the first explosion there was another bang, which appeared to be much more severe than the first one, and gun-powder smoke came into our hold through the adjoining No.4 hold. The ship's sirens started blaring and then we realised that we had been torpedoed” Hans Lüning (1907-1995) writes

Latar belakang
Selama Perang Dunia II, sekitar 70.000 atau lebih tawanan perang yang terdiri dari tentara sekutu dan Romusha (buruh paksa) dari Asia termasuk Indonesia  dipindahkan ke kapal dagang Jepang  dan dikirim ke daerah pendudukan untuk bekerja paksa membangun lapangan terbang, jalur kereta api, dll. Para tawanan tersebut diangkut oleh kapal-kapal cargo milik kekaisaran Jepang. Bagi para tahanan yang selamat mereka menyebutnya kapal tersebut dgn julukan  'kapal neraka, (Hell Ship) karena penderitaan dan perlakuan yg mereka alami sungguh jauh dibawah peri kemanusiaan, perlakuan dan siksaan buruk selalu mereka alami, para tawanan dimasukkan kedalam lambung kapal yang kotor berdesak-desakan, tidak bisa tidur karena ruangan penuh dengan manusia,fentilasi buruk, kotoran manusia tercecer dilantai, makanan dan air minim, lambung kapal tercium bau busuk, kalau siang hari udara seperti masuk ruang oven, panas seperti dipanggang, udara pengab terperngkap dalam dinding baja kapal yang panas, banyak tahanan yang tadinya sehat menjadi sakit, sementara tahanan yang sakit langsung mati.  “Anda dibesarkan seperti tikus, juru kapal mengejek, dan Anda akan mati seperti tikus”. Salah satu kapal yang mengangkut para tahanan perang dan buruh paksa itu adalah kapal Junyo Maru yang berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada tanggal 16 September 1944 yang menuju Pekanbaru untuk membangun jalur kereta api didaerah Sumatra  kapal tersebut membawa tahanan yang terdiri dari 1.377 tentara Belanda, 64 tentara Inggris dan Australia, dan 8 tentara Amerika, termasuk 4200 buruh Romusha dari Indonesia.  
detik-detik Junyo Maru tenggelam

Spesifikasi Kapal

Kapal Junyo Maru dibangun pada tahun 1913 oleh Robert Duncan & Co galangan kapal di Glasgow, Skotlandia dengan spesifikasi : panjang 123m, lebar 16m, tinggi 8,3m, dan dengan kapasitas mesin sebesar 475hp. Dalam menjalankan fungsinya sebagai kapal angkut buat tahanan perang kapal tersebut dimodifiksi dengan tambahan ektra decks yang dibuat dari bambu. Dibagian Deck kapal juga menjadi tempat buat para tahanan istirahat (karena di lambung kapal sudah penuh dengan tahanan lain yg berjejal.
Tragedi

 Kehadiran kapal Junyo Maru tersebut sudah diintai oleh kapal selam Inggris yaitu HMS Tradewind yang dipimpin oleh Lt.Cdr. Lynch Maydon.  Komandan kapal selam tersebut  tidk mengetahui bahwa kapal Junyo Maru tengah membawa tahanan perang tentr sekutu.  Mengikuti begaikan seekor ikan hiu yang mengincar mangsanya kapal selam tersebut  tengah berupaya mencari saat yang tepat untuk menghancurkan kapal Jepang tsb, hal itu dilakukan Karena kapal Junyo maru dalam perjalanannya tengah dikawal oleh satu buah kapal Corvette dan satu buah Gunboat, bahkan beberapa kali dikawal oleh kapal intai milik angkatan laut jepang yang melintas di udara mencari kapal selam musuh. Tiba-tiba pada pukul 5.30 sore terdengarlah dentuman besar di hull kapal yang malang itu, dan dikuti satu ledakan besar lainnya , dan dalam tempo 20 menit kapal Junyo Maru tenggelam ke dasar laut diperairan Sumatra bersama ribuan nyawa Romusha dan tahanan perang tentara sekutu yang malang. Dari total jumlah sebanyak itu hanya 680 jiwa yang selamat. Salah satu korban jiwa adalah ayahanda Letkol Alex Kawilarang  (pendiri Kopasus( yang juga seorang perwira Knil yang berpangkat mayor.

Kapal selam HMS Tradewind adalah salah satu kapal selam yang gugus tugasnya adlah didaerah Asia, sederet prestasi berjejer atas keberhasilannya menghancurkan beberapa kapal perang jepang. Atas kejadian tenggelamnya Junyo Maru itulah karir HMS Tradewind tercoreng.

 


Junyo Maru
Referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/Jun%27y%C5%8D_Maru
http://members.iinet.net.au/~vanderkp/8transpt.html


Wednesday 17 December 2014

Peringatan Hari Natal dalam suasana Perang Dunia ke-2



A helmeted GI Santa Claus handing out presents outside field hospital during WWII, even in 90 degree heat. December 25, 1943. Seorang Sinter Klas memakai helm baja sedang bersalaman dengan prajurit marinir amerika yang terluka. foto LIFE.

Soldiers and Christmas tree


Military Policeman of the Polish Army in the East standing on sentry duty near to a Christmas tree in the Polish camp, doubtless thinking of happier Christmas times. 

A Sherman tank with a Christmas greeting painted on its hull, Benghazi, 26 December 1942.

Christmas in the Ramu Valley, 1943
ID Number: 062771
Maker: Stuckey, Norman Bradford


Ramu Valley, New Guinea. NX103434 Captain F. D. Smith, dressed as Father Christmas, arriving at one of the wards of the main dressing station, 2/6th Australian Field Ambulance, in a jungle cart (Thompson Stretcher), drawn by a jeep, to distribute Christmas presents to the patients.



Sinterklaas, a traditional winter holiday figure in the Netherlands and Belgium, arrives in Rucphen, a town near Roosendaal (The Netherlands). Normally Sinterklaas arrives on a white horse but this he uses a Sherman-tanK.The photo was shot during wartime, 6 December 1944. Source: Imperial War Museum.




Tuesday 16 December 2014

Battle of Guam (1944)

A wounded U.S. Marine is evacuated from the front lines during the Battle of Guam July 1944

Battle of Guam-1944, adalah salah satu medan pertempuran terbesar antara pasukan Amerika yang terdiri dari 3rd Marine Division, 1st Provisional Marine Brigade, dan 77th Infantry Division dengan pasukan kekaisaran Jepang selama perang dunia ke 2 (July - Agustus 1944), Pulau Guam merupakan rangkaian dari kepualauan Mariana yang terdiri dari beberapa pulau seperti Saipan, Tinian dan beberapa pulau kecil yang  berada di sebelah timur laut Philipina yang berbatasan langsung dengan samudra pasifik.
Pasukan marinir Amerika merebut kembali pulau ini setelah tentara Jepang menguasai pulau ini dengan pertempuran yang tidak seimbang pada tanggal 10 Desember 1941 yang merupakan rangkaian serangan tentara Jepang di Pearl Harbor.  Setelah tentara Amerika berhasil menguasai pulau Guam dan pulau-pulau di sekitarnya maka dibangunlah pangkalan udara untuk pesawat pembom B-29 yang nantinya akan digunakan untuk membom atom Hiroshima dan Nagasaki.



Sunday 12 October 2014

Kekejaman tentara Jepang

foto kekejaman tentara jepang di indonesia selama perang dunia ke -2
Kekejaman tentara Jepang

Kebrutalan Tentara Jepang selama Perang Dunia ke-2

Perang dunia ke-2 yang terjadi dalam kurun waktu selama 6 tahun, 1939-1945 adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah tragedi kehidupan manusia di bumi ini yang memakan korban jiwa sangat besar. Salah satu negara yang terlibat langsung dan mengawali pecahnya perang tersebut di kawasan asia adalah negara Kekaisaran Jepang yang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika di Hawai pada tanggal 7 Desember 194, setelah menyerang pangkalan Amerika tentara kekaisaran Jepang langsung mennguasai hampir sebagian besar negara-negara di Asia, seperti China, Singapura, Burma, Malaysia, Philipina dan termasuk Indonesia. Kebrutalan dan kekejaman tentara Jepang terjadi ketika memperlakukan para tawanan perang dan terhadap penduduk sipil yang tidak berdosa. Perlakuan tidak manusiawi terhadapa para penduduk sipil dan tawanan perang adalah dengan menjadikan mereka buruh paksa yang disebut Romusha yang tugasnya adalah sebagai kuli paksa yang dipekerjakan di pangkalan-pangkalan militer, di pertambangan dan perkebunan, seringkali penyiksaan dialami oleh para Romusha itu baik dengan cara di tendang, di pukul dengan popor bahkan dihukum pancung, sementara untuk para wanita adalah dengan menjadikan mereka sebagai budak nafsu tentara jepang yang disebut "Jugun Ianfu" yang diartikan sebagai wanita penghibur bagi para tentara Jepang.