“TRAGEDI KAPAL
JUNYO MARU/ JUNYO MARU HELL SHIP”
The Sinking of the Junyo
Maru
One of the largest, yet
most forgotten, maritime disaster of WWII
“At about half past five we were roused
from a light snooze by a dull and the trembling of the entire ship, my first
thought was: an explosion of one of the boilers. We all jumped up which caused
an enormous scramble for the only steps leading to the deck. A few seconds
after the first explosion there was another bang, which appeared to be much
more severe than the first one, and gun-powder smoke came into our hold through
the adjoining No.4 hold. The ship's sirens started blaring and then we realised that we had been torpedoed” Hans
Lüning (1907-1995) writes
Latar belakang
Selama Perang Dunia II, sekitar 70.000
atau lebih tawanan perang yang terdiri dari tentara sekutu dan Romusha (buruh
paksa) dari Asia termasuk Indonesia dipindahkan ke kapal dagang Jepang dan dikirim ke daerah pendudukan untuk bekerja
paksa membangun lapangan terbang, jalur kereta api, dll. Para tawanan tersebut
diangkut oleh kapal-kapal cargo milik kekaisaran Jepang. Bagi para tahanan yang
selamat mereka menyebutnya kapal tersebut dgn julukan 'kapal neraka, (Hell Ship) karena penderitaan dan
perlakuan yg mereka alami sungguh jauh dibawah peri kemanusiaan, perlakuan dan
siksaan buruk selalu mereka alami, para tawanan dimasukkan kedalam lambung
kapal yang kotor berdesak-desakan, tidak bisa tidur karena ruangan penuh dengan
manusia,fentilasi buruk, kotoran manusia tercecer dilantai, makanan dan air
minim, lambung kapal tercium bau busuk, kalau siang hari udara seperti masuk
ruang oven, panas seperti dipanggang, udara pengab terperngkap dalam dinding
baja kapal yang panas, banyak tahanan yang tadinya sehat menjadi sakit,
sementara tahanan yang sakit langsung mati. “Anda dibesarkan seperti tikus, juru kapal
mengejek, dan Anda akan mati seperti tikus”. Salah satu kapal yang mengangkut
para tahanan perang dan buruh paksa itu adalah kapal Junyo Maru yang berangkat
dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada tanggal 16 September 1944 yang menuju
Pekanbaru untuk membangun jalur kereta api didaerah Sumatra kapal
tersebut membawa tahanan yang terdiri dari 1.377 tentara Belanda, 64 tentara
Inggris dan Australia, dan 8 tentara Amerika, termasuk 4200 buruh Romusha dari
Indonesia.
Spesifikasi
Kapal
Kapal Junyo Maru dibangun pada tahun
1913 oleh Robert Duncan & Co galangan kapal di Glasgow, Skotlandia dengan
spesifikasi : panjang 123m, lebar 16m, tinggi 8,3m, dan dengan kapasitas mesin
sebesar 475hp. Dalam menjalankan fungsinya sebagai kapal angkut buat tahanan
perang kapal tersebut dimodifiksi dengan tambahan ektra decks yang dibuat dari
bambu. Dibagian Deck kapal juga menjadi tempat buat para tahanan istirahat
(karena di lambung kapal sudah penuh dengan tahanan lain yg berjejal.
Tragedi
Kehadiran kapal Junyo Maru tersebut sudah diintai
oleh kapal selam Inggris yaitu HMS Tradewind yang dipimpin
oleh Lt.Cdr. Lynch Maydon.
Komandan kapal selam tersebut
tidk mengetahui bahwa kapal Junyo Maru tengah membawa tahanan perang
tentr sekutu. Mengikuti begaikan seekor
ikan hiu yang mengincar mangsanya kapal selam tersebut tengah berupaya mencari saat yang
tepat untuk menghancurkan kapal Jepang tsb, hal itu dilakukan Karena kapal
Junyo maru dalam perjalanannya tengah dikawal oleh satu buah kapal Corvette dan
satu buah Gunboat, bahkan beberapa kali dikawal oleh kapal intai milik angkatan
laut jepang yang melintas di udara mencari kapal selam musuh. Tiba-tiba pada
pukul 5.30 sore terdengarlah dentuman besar di hull kapal yang malang itu, dan
dikuti satu ledakan besar lainnya , dan dalam tempo 20 menit kapal Junyo Maru
tenggelam ke dasar laut diperairan Sumatra bersama ribuan nyawa Romusha dan
tahanan perang tentara sekutu yang malang. Dari total jumlah sebanyak itu hanya 680 jiwa yang selamat. Salah satu korban jiwa adalah ayahanda
Letkol Alex Kawilarang (pendiri Kopasus(
yang juga seorang perwira Knil yang berpangkat mayor.
Kapal selam HMS Tradewind adalah salah
satu kapal selam yang gugus tugasnya adlah didaerah Asia, sederet prestasi berjejer
atas keberhasilannya menghancurkan beberapa kapal perang jepang. Atas kejadian tenggelamnya
Junyo Maru itulah karir HMS Tradewind tercoreng.
http://en.wikipedia.org/wiki/Jun%27y%C5%8D_Maru
http://members.iinet.net.au/~vanderkp/8transpt.html
No comments:
Post a Comment