Sunday 31 May 2015

TRAGEDI KAPAL JUNYO MARU/ JUNYO MARU HELL SHIP”



“TRAGEDI  KAPAL  JUNYO MARU/ JUNYO MARU HELL SHIP”
The Sinking of the Junyo Maru
One of the largest, yet most forgotten, maritime disaster of WWII
At about half past five we were roused from a light snooze by a dull and the trembling of the entire ship, my first thought was: an explosion of one of the boilers. We all jumped up which caused an enormous scramble for the only steps leading to the deck. A few seconds after the first explosion there was another bang, which appeared to be much more severe than the first one, and gun-powder smoke came into our hold through the adjoining No.4 hold. The ship's sirens started blaring and then we realised that we had been torpedoed” Hans Lüning (1907-1995) writes

Latar belakang
Selama Perang Dunia II, sekitar 70.000 atau lebih tawanan perang yang terdiri dari tentara sekutu dan Romusha (buruh paksa) dari Asia termasuk Indonesia  dipindahkan ke kapal dagang Jepang  dan dikirim ke daerah pendudukan untuk bekerja paksa membangun lapangan terbang, jalur kereta api, dll. Para tawanan tersebut diangkut oleh kapal-kapal cargo milik kekaisaran Jepang. Bagi para tahanan yang selamat mereka menyebutnya kapal tersebut dgn julukan  'kapal neraka, (Hell Ship) karena penderitaan dan perlakuan yg mereka alami sungguh jauh dibawah peri kemanusiaan, perlakuan dan siksaan buruk selalu mereka alami, para tawanan dimasukkan kedalam lambung kapal yang kotor berdesak-desakan, tidak bisa tidur karena ruangan penuh dengan manusia,fentilasi buruk, kotoran manusia tercecer dilantai, makanan dan air minim, lambung kapal tercium bau busuk, kalau siang hari udara seperti masuk ruang oven, panas seperti dipanggang, udara pengab terperngkap dalam dinding baja kapal yang panas, banyak tahanan yang tadinya sehat menjadi sakit, sementara tahanan yang sakit langsung mati.  “Anda dibesarkan seperti tikus, juru kapal mengejek, dan Anda akan mati seperti tikus”. Salah satu kapal yang mengangkut para tahanan perang dan buruh paksa itu adalah kapal Junyo Maru yang berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada tanggal 16 September 1944 yang menuju Pekanbaru untuk membangun jalur kereta api didaerah Sumatra  kapal tersebut membawa tahanan yang terdiri dari 1.377 tentara Belanda, 64 tentara Inggris dan Australia, dan 8 tentara Amerika, termasuk 4200 buruh Romusha dari Indonesia.  
detik-detik Junyo Maru tenggelam

Spesifikasi Kapal

Kapal Junyo Maru dibangun pada tahun 1913 oleh Robert Duncan & Co galangan kapal di Glasgow, Skotlandia dengan spesifikasi : panjang 123m, lebar 16m, tinggi 8,3m, dan dengan kapasitas mesin sebesar 475hp. Dalam menjalankan fungsinya sebagai kapal angkut buat tahanan perang kapal tersebut dimodifiksi dengan tambahan ektra decks yang dibuat dari bambu. Dibagian Deck kapal juga menjadi tempat buat para tahanan istirahat (karena di lambung kapal sudah penuh dengan tahanan lain yg berjejal.
Tragedi

 Kehadiran kapal Junyo Maru tersebut sudah diintai oleh kapal selam Inggris yaitu HMS Tradewind yang dipimpin oleh Lt.Cdr. Lynch Maydon.  Komandan kapal selam tersebut  tidk mengetahui bahwa kapal Junyo Maru tengah membawa tahanan perang tentr sekutu.  Mengikuti begaikan seekor ikan hiu yang mengincar mangsanya kapal selam tersebut  tengah berupaya mencari saat yang tepat untuk menghancurkan kapal Jepang tsb, hal itu dilakukan Karena kapal Junyo maru dalam perjalanannya tengah dikawal oleh satu buah kapal Corvette dan satu buah Gunboat, bahkan beberapa kali dikawal oleh kapal intai milik angkatan laut jepang yang melintas di udara mencari kapal selam musuh. Tiba-tiba pada pukul 5.30 sore terdengarlah dentuman besar di hull kapal yang malang itu, dan dikuti satu ledakan besar lainnya , dan dalam tempo 20 menit kapal Junyo Maru tenggelam ke dasar laut diperairan Sumatra bersama ribuan nyawa Romusha dan tahanan perang tentara sekutu yang malang. Dari total jumlah sebanyak itu hanya 680 jiwa yang selamat. Salah satu korban jiwa adalah ayahanda Letkol Alex Kawilarang  (pendiri Kopasus( yang juga seorang perwira Knil yang berpangkat mayor.

Kapal selam HMS Tradewind adalah salah satu kapal selam yang gugus tugasnya adlah didaerah Asia, sederet prestasi berjejer atas keberhasilannya menghancurkan beberapa kapal perang jepang. Atas kejadian tenggelamnya Junyo Maru itulah karir HMS Tradewind tercoreng.

 


Junyo Maru
Referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/Jun%27y%C5%8D_Maru
http://members.iinet.net.au/~vanderkp/8transpt.html


No comments:

Post a Comment