Showing posts with label TOKOH. Show all posts
Showing posts with label TOKOH. Show all posts

Saturday 13 December 2014

Letkol KKO E.W.A Pangalila

Letkol KKO E.W.A PangalilaEngelbert Willem Antonius Pangalila, Adalah seorang perwira menengah KKO (sekarang Korps Marinir),TNI-AL, beliau lulus dari Akademi Angkatan Laut, Surabaya Angkatan ke-V dan lulusan terbaik di angkatannya. Karirnya sebagai Prajurit KKO dimulai ketika pecahnya peristiwa pemberontakan PPRI/Permesta, Konfrontasi Gayang Malaysia di Kalimantan dan juga ikut aktif dalam operasi penumpasan gerombolan gerombolan DI/TII di Jawa Barat dan operasi militer di Aceh yang melakukan pemberontakan pada tahun 1950-1960. E.W.A Pangalila adalah seorang pelopor dari pembentukan Sekolah Perang Khusus KKO (Serangsus) di Kesatrian Gunungsari Surabaya. Daerah latihannya meliputi Baluran, Pantai Meneng Banyuwangi. Juga ikut aktif dalam proyek berdikari KKO di Lampung dan menjabat sebagai Koordinator Propal. Ia termasuk komandan Serangsus yang masih muda dan termasuk salah seorang dari empat orang KKO yang mendapat pendidikan Para di Sekolah Para (Separa) Kopasandha di Batujajar pada tahun 1960, dan pada tahun 1962 beliau juga lulus Advance Course di US Marine Coprs Amerika.
KENAIKAN PANGKAT
Mayor KKO E.W.A Pangalila tewas akibat kecelakaan pesawat Electra GIA "Candi Borobudur" pada 16 Febuari 1967 di daerah Mapanget Manado. Kepergian Almarhum ke Manado saat itu adalah dalam rangka penugasan kegiatan civic mission KKO AL. Dengan gugurnya Mayor. KKO E.W.A Pangalila maka ALRI umumnya dan KKO khususnya merasa kehilangan seorang perwira yang telah cukup banyak jasanya dalam membina dan mengembangkan Koprs terutama dibidang ke PARA an. Almarhum adalah seorang perwira yang menunjukkan prestasi yang tidak kecil nilainya baik didalam kehidupan militer maupun masyarakat biasa.
Karena jasa pengabdiannya kepada negara dan bangsa juga kepada ALRI atas keputusan Panglima KKO Jenderal Hartono, jenasah almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Surabaya dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat lebih tinggi menjadi Letkol KKO penuh. Sedangkan untuk mengenang jasa jasanya nama E.W.A Pangalila diabadikan menjadi nama Kesatrian Marinir Gunung Sari, Surabaya berdasarkan Surat Keputusan Panglima Korps Komando Angkatan Laut Tanggal 26 April 1967 dan nama Rumah Sakit Marinir di daerah Gunung Sari, Surabaya.
 TRAGEDI
Garuda Lockheed L-188 ElectraTragedi itu dimulai ketika pesawat terbang Electra dengan nomor penerbangan 708 yang berangkat dari Jakarta ke  Manado via Surabaya dan Ujung Pandang dalam keadaan bahaya, di leg kedua penerbangan ini mengalami cuaca buruk pada penerbangan di Makassar memaksa kru untuk kembali ke Surabaya. Penerbangan dilanjutkan pada hari berikutnya ke Makassar dan ke Menado. Cuaca di Menado adalah berawan pada ketinggian 900 kaki dan jarak pandang 2 km. Pendekatan untuk landasan pacu 18 dibuat, tapi setelah melewati sebuah bukit dengan ketinggian 200 meter di atas elevasi landasan pacu dan 2.720 kaki dekat dari ambang pintu, pilot menyadari bahwa ia terlalu tinggi dan terlalu ke kiri dari titik tengah tersebut. Hidung diturunkan dan pesawat berbelok ke arah kanan untuk mencegah pesawat tergelincir. Kecepatan penurunan di bawah kecepatan 125 knot sasaran ambang batas dan pesawat, masih berbelok ke arah kanan, mendarat dengan sangat berat pada jarak 156 kaki dari ambang batas landasan pacu. Bagian bawah hancur dan pesawat tergelincir dan terbakar, pada saat kejadian sebenarnya. almarhum telah meloncat dan selamat dari pintu darurat untuk menyelamatkan diri. Tetapi teriakan para ibu dan anak yang meminta pertolongan membuat ia tidak bisa diam begitu saja. Akhirnya iapun kemudian masuk kembali ke pesawat untuk menolong penumpang yang masih berada di dalam pesawat dan berhasil menyelamatkan seseorang yang mengaku bernama Drs Samsu dan seorang wartawan asal Jepang.
Pada detik-detik terakhir ketika maut hendak merengut nyawanya adalah ketika E.W.A Pangalila teringat bahwa di dalam pesawat masih ada iparnya yaitu Ny. Pangalila istri Kepala Staf Kodamar V Ltk laut Pangalila yang bersama sama almarhum hendak pulang ke Manado. Namun nasib berkata lain, Mayor KKO E.W.A Pangalila akhirnya gugur bersama ipar dan dan penumpang lainnya di dalam satu pesawat. 22 dari 84 penumpang di dalam penerbangan tersebut tewas. Semua dari delapan kru pesawat selamat.



Tuesday 9 December 2014

Kapten Raymond Westerling

Kapten Raymond Westerling

Kapten Raymond Westerling adalah salah seorang pimpinan pasukan khusus Belanda (KST) yang mempunyai peranan besar dalam :
  1. Pembantaian rakyat Sulawesi Selatan periode Desember 1946 sampai dengan Februari 1947. Jumlah  rakyat Sulawesi Selatan yang menjadi korban keganasan tentara Belanda hingga kini tidak jelas. Tahun 1947, delegasi Republik Indonesia menyampaikan kepada Dewan Keamanan Bangsa-bangsa (PBB), yang menyebutkan bahwa korban pembantaian terhadap penduduk, yang dilakukan oleh Kapten Raymond Westerling sejak bulan Desember 1946 di Sulawesi Selatan mencapai hingga 40.000 jiwa
  2. Peristiwa pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Jawa Barat pada tanggal 23 Januari 1950. Korban pemberontakan yang dilakukan APRA adalah gugurnya para prajurit terbaik dari Batalion Siliwangi termasuk pimpinan dari divisi Siliwangi yang baru menjabat yaitu Letkol Lembong yang merupakan asli dari Minahasa.
Westerling yang mempunyai nama lengkap Raymond Pierre Paul Westerling atau  dikenal dengan julukan "the Turk" lahir di istanbul, Turki pada tanggal  31 August 1919 dari seorang ibu berdarah Yunani yang berasal dari keluarga pedagang barang antik di Belanda. Ketika pecah perang dunia ke-2, Westerling masuk kedunia militer dan mendapat latihan pendidikan Komando di Inggris, ketika dia berpangkat Kopral Westerling terpilih menjadi instruktur untuk materi "Unarmed Combat' dan "Silent Killing" di No. 2 Dutch Troop 10th Inter-Allied Commando. Selama karirnya di dunia militer dalam perang dunia ke-2 Westerling ternyata tidak pernah terlibat langsung dalam pertempuran di garis depan.




Saturday 6 December 2014

Field Marshal Bernard Montgomery




Field Marshal Bernard Montgomery (tengah) bersama Letnan Jenderal Omar Bradley (kiri) dan Jenderal Miles Dempsey, Normandy  Juni 1944


Saturday 8 November 2014

Jendral Sudirman

Panglima Besar Jendral Sudirman


fotofototempodulu
Jenderal  Sudirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 ia adalah seorang  panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia sebagai seorang tokoh pejuang . Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Sudirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Sudirman tumbuh menjadi seorang siswa  yang rajin dan sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Sudirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, ia dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada dalam beribadah. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Sudirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

Friday 7 November 2014

Usman Harun


Kopral Dua KKO Harun


Kopral Dua KKO Anumerta Harun Said Bin Muhammad Ali, lahir di pulau Bawean, Jawa Timur, 4 April 1947, adalah salah satu tokoh bersama Usman yang menjalankan misi untuk mensabotase gedung vital di Singapura pada era Konflik Indonesia-Malaysia di tahun 1965, setelah melaksanakan misinya menghancurkan gedung Macdonald House di Singapura ditahun 10 maret 1965,  mereka tertangkap ketika berusaha melarikan diri melalui selat malaka ketika perahu boat yang mereka gunakan mengalami kerusakan mesin di tengah laut. Akhirnya pada tanggal 17 Oktober 1968 pemerintah Singapura menjatuhkan hukuman gantung kepada mereka berdua,






Tuesday 4 November 2014

Soeharto

fotofotojadul.blogspot.com



KEHIDUPAN AWAL
Jendral Soeharto dilahirkan di desa Kemusuk,-Argomulyo, Jogjakarta pada tanggal 8 Juni tahun 1921, yang merupakan presiden ke 2 RI dari tahun 1967 sampai dengan 1998 yang menggantikan presiden Soekarno.
Sebelum menjadi presiden beliau berkarir dalam duni militer sejak jaman penjajahan Belanda dengan, dalam dunia militer di Indonesia beliau terkenal dalam memimpin operasi militer tahun 1949 yaitu Serangan Umum 1 Maret di daerah Jogjakarta dan sekitarnya, dan menjadi Panglima Mandala dalam pembebasan Operasi Irian Barat di tahun 1962, setelah sukses dalam memimpin Operasi militer di Irian Barat beliau dipercayakan menjadi Pangkostrad. Peristiwa PKI 30 September 1965 adalah peristiwa besar bagi bangsa Indonesia yang dipicu oleh penculikan para perwira tingga TNI AD yang dilakukan oleh batalion Cakrabirawa dibawah pengaruh PKI kala itu, dampak dari peristiwa tersebut adalah pembunuhan besar besaran yang dilakukan oleh TNI, dampak dari peristiwa tersebut adalah terjadi curiga antar kesatuan milter antara pendukung Presiden Soekarno dengan  pendukung TNI AD dibawah kepemipinan Jendral nasution, dampak lainnya yang yang sangat mengerikan adalah ratusan ribu anggota PKI dan simpatisannya dibunuh secara brutal.
TERPILIH MENJADI PRESIDEN
Untuk menghentikan kekacauan dan menghindari perang saudara maka presiden Soekarno akhirnya mengangkat Mayjen Soeharto menjadi PANGKOPKAMTIB pada tanggal 10 Oktober 1965 yang bertujuan memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban di dalam rangka mewujudkan stabilitas nasional.Karena situasi politik yang terus memburuk pasca terjadinya peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI, maka  Sidang Istimewa MPRS pada  bukan Maret 1967,  Jednral Soeharto yang telah menerima kenaikan pangkat sebagai jenderal bintang empat pada 1 Juli 1966  akhirnya ditunjuk sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No XXXIII/1967 pada tanggal 22 Februari 1967. Selaku pemegang Ketetapan MPRS No XXX/1967, Jednral Soeharto akhirnya  menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno. Melalui Sidang Istimewa MPRS, pada 7 Maret 1967, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum