Korps
Speciale Troepen (KST) atau dikenal dengan Pasukan khusus kerajaan belanda
adalah salah satu pasukan yang ikut bertempur selama masa revolusi di
Indonesia. Pasukan ini terbentuk dari gabungan pasukan baret hijau (DST, Depot
Speciale Troepen) dan pasukan baret merah dari the School Opleiding
Parachutisten. Kedua unit pasukan ini adalah hasil didikan dari pasukan elit
kerajaan Inggris selama dunia ke-2 yang telah mengikuti operasi tempur di
Eropa. Penugasan pertama kali pasukan KST ini yaitu pada Agresi militer belanda
II di Jogjakarta tahun 1948, pasukan ini diterjunkan untuk menguasai lapangan
terbang Maguwo dan merebut gedung pusat pemerintahan di Jogjakarta termasuk
menawan Presiden Soekarno saat itu. Setelah berhasil menjalankan misinya di
Jogjakarta pasukan KST ini di tugaskan ke Sumatra untuk merebut daerah yang
kaya akan sumber minyak di Jambi, Palembang dan daerah sekitarnya.
Salah satu
tokoh pimpinan KST pada masa revolusi di Indonesia adalah Raymond Westerling,
dalam operasinya di daerah Sulawesi Selatan Westerling memimpin unit pasukan
KST yang bertugas untuk menumpas perlawanan para pejuang di daerah tersebut,
dalam aksinya Weterling tidak segan-segan membunuh secara keji para pejuang
yang tertangkap, bahkan rakyat sipil yang tidak bersalahpun ikut dibunuh juga.
Dalam usaha kudeta yang dilakukan oleh APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di
Bandung pada tanggal 23 Januari
1950 terdapat bekas anggota pasukan KST
yang berasal dari Maluku yang telah terprovokasi oleh Westerling. Setelah usaha
kudeta gagal mantan anggota pasukan KST ini juga telah bergabung dengan
pemberontakan di daerah Maluku yang di kenal dengan pemberontakan Republik
Maluku Selatan yang dipimpin oleh dr.Soumokil yang terjadi bulan Oktober 1950.
Selama melakukan operasi tempur melawan RMS di Maluku, korban dan kerugian yang
dialami oleh pasukan TNI cukup besar hal itu disebabkan oleh taktik perang eks
pasukan KST yang mempunyai keahlian bertempur dan pasukan sniper yang
menghambat gerak laju pasukan TNI, bahkan salah satu pimpinan pasukan TNI ikut
gugur yaitu Letkol Slamet Riyadi. Setelah perlawanan RMS berhasil di patahkan
maka pimpinan tertinggi TNI untuk daerah Indonesia Timur yaitu Kolonel Alex
Kawilarang pada tanggal 16 April 1952 membentuk unit pasukan khusus TNI yang
pertama yaitu Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT)
yang dilatih sekaligus dipimpin oleh Idjon Janbi yang merupakan warga asli
Belanda kelahiran kanada , Idjon Janbi adalah mantan pasukan KST yang mempunyai
pengalaman tempur bersama pasukan payung
Inggris dalam Operasi market Garden selama perang dunia ke-2. Pendirian pasukan
khusus TNI yang pertama inilah merupakan cikal bakal terbentuknya pasukan
Kopassus. Ide dari terbentuknya pasukan khusus ini adalah setelah melihat
kemampuan dan semangat tempur eks pasukan KST selama operasi menumpas RMS,
Kolonel Alex Kawilarang bersama dengan Almarhum Letkol Slamet Riyadi sangat
terkesan dengan kemampuan bertempur eks pasukan KST ini, para eks pasukan KST
ini mampu bergerak secara mobile dengan unit kecil, mampu menyerang secara
tiba-tiba dengan kemampuan menembak secara tepat dan ketika kondisi peluru
telah habis eks pasukan KST ini mempunyai
keahlian bela diri yang tinggi ketika harus berhadapan langsung dengan
musuh.
No comments:
Post a Comment