Friday 20 November 2015

Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khruschev mengunjungi Indonesia




Tanggal 27 Februari - 2 Maret 1960, Perdana Menteri Uni Soviet merangkap Sekretaris Jenderal PKUS; Nikita Khruschev mengunjungi Indonesia

Thursday 12 November 2015

Letjen KKO R Hartono, Pecah Gesang Melu Bung Karno



Letjen KKO (purn) R Hartono adalah sosok legendaris dalam kalangan TNI AL khususnya bagi Korps Marinir TNI AL (dulu disebut KKO - Korps Komando). Letjen Hartono adalah salah satu tokoh militer di era tahun 60an yang mendukung Presien RI yang pertama Soekarno.  Letjen KKO Purn R Hartono (lahir di Solo, tanggal 1 Oktober 1927 dan  meninggal di  Jakarta tanggal  7 Januari 1971 yang pernah menjabat sebagai  Komandan KKO (sekarang Korps Marinir) merangkap sebagai Menteri/Wakil Panglima Angkatan Laut.

Puncak Ketegangan Letjen hartono dengan Soeharto adalah saat  Bung Karno yang ketika tahun 1965 -1967 menjadi bulan-bulanan media bahkan dunia internasional karena dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas Gerakan 1 Oktober 1965 (Gestok). Di saat Soekarno terdesak maka Letjen KKO Purn R Hartono tampil sebagai benteng pelindung Soekarno dengan  pidatonya:yang terkenal  "Hitam kata Bung Karno, Hitam Kata KKO, Putih kata Bung Karno, Putih Kata KKO", " KKO" selalu kompak dibelakang Bung Karno". Letjen Hartono bersiap siap bersama pasukannya dengan memobilisasi pasukan mengepung Jakarta dan menggilas pasukan Soeharto di waktu itu. Namun, karena kebesaran jiwa Bung karno sebagai negarawan tidak menghendaki adanya perpecahan di bangsanya. maka akhirnya langkah Soekarno tersebut berhasil meredam aksi Hartono dan pasukannya.


Tindakan yang dilakukan oleh Hartono sebenarnya bukan dikeranakan perseteruan antar angkatan laut dengan angkatan darat melainkan karena ikatan  sumpah prajurit dan sapta marga, serta sikap hormat dan setia antara seorang bawahan dan atasan. Selain itu juga Hartono begitu menghargai Jasa-jasa Bung karno dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan cukup disegani di era itu, terlebih saat   operasi pembebasan Irian Barat tahun 1961-1962, presdien Soekarno membeli peralatan tempur yang modern seperti beberapa Kapal Perang canggih di masanya yaitu KRI Irian dan beberapa kapal selam yang cukup membat pihak Belanda gentar.

Sesaat setelah Soekarno lengser dari presiden maka demikian juga yang terjadi engan Letjen Hartono terlebih setelah Soekarno wafat, maka Letjen Hartono "dibuang" dengan menjabat sebagai Dubes di Korea Utara tahun 1971. Kematian Letjen Hartono pada tanggal 7 Januari 1971 akibat luka tembak di kepala membuat spekulasi banyak orang bahwa ia meninggal dibunuh oleh pemerintah pada masa itu yang dilakukan oleh oleh kaki tangan Soeharto.



 





 

Wednesday 11 November 2015

Pahlawan yang Terlupakan


Pahlawan yang Terlupakan
Mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa dalam perjuangan bangsa kita sejarah mencatat bahwa tentara sekutu yang berkebangsaan India (British Indian Troop) telah membelot untuk bergabung dan turut berjuang bersama sama dengan para pejuang bertempur melawan tentara Belanda, demikian juga dengan beberapa serdadu Jepang yang tidak ingin kembali ke negaranya dan diperlakukan sebagai tawanan perang sehingga mereka melanjutkan peperangan dengan ikut bergabung dengan pejuang bertempur melawan musuh yang "sama", Namun malang tidak dapat di tolak karena beberapa diantara mereka ada yang bernasib sial karena tertangkap oleh tentara Belanda. Dalam hukum militer tidak ada ampun bagi para desertir yaitu hukuman mati jika dikembalikan ke pasukan induknya, akan tetapi pihak Belandalah "sepertinya" yang telah menjadi algojo untuk menghukum mereka.

Forgotten Heroes
Prisoner of war in " Glodok ." Eight Indian deserters and two Japanese, who were captured during the operations in Java by the Dutch troops, was transferred to the prison in Glodok . V.l.n.r. standing : Satjoeddin Khan (captured Cheribon , formerly belonging to 161 GPT 2 MT Regt.10e.Div . ) Mahindar Sing ( Bandung , 2nd Comouni Regt.49 Brig 23 Div. . ) , Michael ( Dajeuhkolot , 49 Signal Brig . Section 23 Div. ) , Mohamad Sidik ( Cheribon Comouni 2nd Regt. 49 Brig . 23 Div. ) Sidik , ( Cheribon 203. Motor Ambulance 15 HQ). Squatting of LNR : the Japanese Sakano Susumu ( Sumedang ) , the Japanese Kusaka Seizo ( Sumedang ) Fazaldad Khan ( Cheribon 58 Punjab 23 Div. ) , Ganaksandar ( Cheribon 558 Workshop 15 HQ) Suleiman ( Pegaden Baru , 15 HQ)

Krijgsgevangenen in "Glodok". Een achttal Indische deserteurs en twee Japanners, die tijdens de acties op Java door de Nederlandse troepen gevangen genomen zijn, werd naar de gevangenis te Glodok overgebracht. V.l.n.r. staande: Satjoeddin Khan (gevangen genomen te Cheribon, vroeger behorende tot 161 G.P.T. 2 M.T. Regt.10e.Div.),Mahindar Sing (Bandoeng, 2nd Comouni Regt.49 Brig. 23 Div.), Michael (Dajeuhkolot, 49 Brig. Signal Section 23 Div.), Mohamad Sidik (Cheribon, 2nd Comouni Regt. 49 Brig. 23 Div.) Sidik, (Cheribon, 203. Motor Ambulance 15 H.Q.). Hurkend van l.n.r.: de Japanner Sakano Susumu (Soemedang), de Japanner Kusaka Seizo (Soemedang), Fazaldad Khan (Cheribon, 58 Punjab 23 Div.), Ganaksandar (Cheribon, 558 Workshop 15 H.Q.) Soeleiman (Pegaden Baroe, 15 H.Q.)

Saturday 29 August 2015

Fuselier der Infanterie (Rifleman) Hendrik Pomantow

Fuselier der Infanterie (Rifleman)Hendrik Pomantow






Prajurit Hendrik Pomantow adalah salah satu tentara KNIL berasal dari Menado yang tertangkap tentara Jepang ketika pecah perang dunia ke-2 di nusantara, prajurit Hendrik Pomantow berhasil meloloskan diri dari kamp tahanan Jepang di Babelthaup di kepulauan Palau dengan menggunakan rakit yang dibuat dari potongan bambu yang nekat menyebrangi lautan Pasifik yang terkenal ganas,  terkatung-katung selama 6 hari di tengah lautan luas tanpa bekal makanan didera rasa lapar dan haus. Perbuatan nekat itu sangatlah beresiko tinggi karena jika dia tertangkap oleh tentara Jepang maka hukum pancunglah yang akan diterimanya, karena tindakan melarikan diri dari kamp tahanan Jepang telah beberapa kali dilakukan oleh rekan-rekan KNIL dan tentara Sekutu lainnya yang ditawan tentara jepang namun usaha mereka selalu gagal, dan akibatnya hukuman matilah sebagai hukumannya. Akhirnya perjuangan hidup dan mati Hendrik Pomantow tidaklah sia-sia karena berhasil diselamatkan oleh Kapal Perang Destroyer milik Angkatan Laut Amerika.yang melihat rakit tersebut terkatung-katung di lautan. Pada awalnya pihak angkatan laut amerika mengira prajurit Hendrik Pomantow adalah seorang tentara Heiho Jepang namun setelah beberapa hari diinterogasi oleh pihak marinir amerika dan di konfirmasi dengan pihak militer Belanda yang berpangkalan di Australia barulah dia dibebaskan. Setelah beberapa hari sempat dirawat di rumah sakit militer di pangkalan amerika di pasifik Prajurit Hendrik Pomantow memberikan informasi yang berharga berupa lokasi pangkalan tentara Jepang dan info-info penting lainnya yang berharga untuk kepentingan militer tentara sekutu, selain itu juga karena informasi inilah beberapa ratus tahanan sekutu yang telah ditahan bersama dengan Prajurit Hendrik Pomantow yang ikut ditawan berhasil diselamatkan oleh tentara Amerika dari siksaan keji dan hukuman mati oleh tentara Jepang. Atas jasa dan keberanian aksi yang dilakukan oleh Prajurit Hendrik Pomantow maka pemerintah kerajaan Belanda menganugerahkan medali kehormatan berupa bintang Bronzen Kruis yang diberikan kepadanya.
BIOGRAPHY: 
Service number 40676.

For his part in the fightings in the Dutch East Indies/indonesia after the Second World War, Hendrik Pomantow also received the Dutch Honormedal for War and Peace.

Name:  Pomantow, Hendrik
Date of birth: November 1st, 1919 (Rantepao/Celebes, Dutch East indies)
Date of death:  November 2nd, 1991 (Malang/Eastern Java, Indonesia)
Nationality:  Menadonese




Rank:
Fuselier der Infanterie (Rifleman)
Unit:
Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger(KNIL) (Ropyal Dutch East Indian Army)
Awarded on:
April 1st, 1947


Details: Royal Decree No. 68 dated April 1st, 1947.
Proposed by the Minister of Colonies on March 22nd, 1947, 6e Afdeeling no.9.


Sumber :
http://en.ww2awards.com/person/42893

Monday 24 August 2015

3 Jendral Besar

3 Jendral Besar

Sukarno diantara dua Jendral Besar (lukisan dibelakang Suharto adalah lukisan karya Basuki Abdulah berjudul Pergiwa Pergiwati dibuat th 1956)