Showing posts with label TOKOH. Show all posts
Showing posts with label TOKOH. Show all posts

Monday 24 August 2015

3 Jendral Besar

3 Jendral Besar

Sukarno diantara dua Jendral Besar (lukisan dibelakang Suharto adalah lukisan karya Basuki Abdulah berjudul Pergiwa Pergiwati dibuat th 1956)

Tuesday 18 August 2015

Presiden Soekarno








Dr. (HC) Ir. H. Soekarno1, lahir di Surabaya - , Jawa Timur, 6 Juni 1901 – wafatl di Jakarta tanggal , 21 Juni 1970 pada usia 69 tahun, adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Sukarno  adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya—berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat—menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.  Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia

Sunday 19 July 2015

Wapres RI pertama Drs. H. Mohammad Hatta

Wapres RI pertama Drs. H. Mohammad Hatta bertemu dg Johannes Henricus van Maarseveen seorang Politikus/Menteri dari Belanda.
"Aankomst Mohammed Hatta met Minister Maarseveen , 11-08-1949"
Fotograaf : Noske, J.D. / Anefo

Friday 19 June 2015

Letnan Jendral S Parman



Kisah Dua Bersaudara dari Wonosobo

Keluarga dari garis bapak saya itu unik, orangnya nyentrik-nyentrik, yang akan saya ceritakan disini adalah adik-adik kandung dari nenek saya, yaitu Siswondo Parman dan Sakirman. Siswondo Parman atau kita kenal sebagai salah satu pahlawan revolusi Letjen (Anumerta) S. Parman, dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 4 Agustus 1918. Ia anak keenam dari sebelas orang saudara. Ayahnya bernama Kromodihardjo, seorang pedagang. Sedangkan kakaknya Ir. Sakirman lahir pada tahun 1911, juga di Wonosobo. Nenek moyang kami memang orang Wonosobo, eyang buyut kami, Sayid Umar Sutodrono adalah salah satu senapati Pangeran Diponegoro yang setelah kekalahannya pada tahun 1830, hijrah ke Kota Wonosobo dan mendirikan Kampung Sudagaran (dari kata Saudagar/pedagang).
Meskipun Kromodihardjo hanyalah seorang pedagang di Pasar Wonosobo, beliau mewajibkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Parman menyelesakan pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School) atau Sekolah Dasar Belanda di Wonosobo. Kemudian ia melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebried Lager Onderwijs) atau Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta. Seharusnya ia melanjutkan ke AMS (Algemeene Middelbare School), sekolah yang setara dengan SMA saat ini. Namun ayahnya meninggal dunia pada tahun 1937, sehingga hampir dua tahun Parman tidak bersekolah. Untuk mengisi waktu ia membantu ibunya berdagang di Pasar Wonosobo. Setelah itu Parman kembali melanjutkan ke AMS. Tamat dari situ, ia masuk ke Sekolah Tinggi Kedokteran (STOVIA) di Jakarta.
Parman mengikuti keinginan ayahnya dahulu untuk masuk sekolah kedokteran, padahal sebenarnya ia ingin masuk Sekolah Tinggi Hukum. Lagi-lagi, sekolah Parman kembali terhambat, ia tidak menyelesaikan sekolah kedokterannya karena invasi Jepang tahun 1942. Suatu hari ketika Parman tengah berada di Wonosobo, ia bertemu polisi militer Jepang, Kenpetai. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa berbahasa Inggris sebagai penterjemah. Mulai saat itu, Parman yang fasih berbahasa inggris mengikuti Kenpetai hingga ke Yogyakarta. Meski membantu Jepang, rasa nasionalisme Parman tetap tinggi. Ia terus berhubungan dengan teman-temannya yang berjuang diam-diam untuk melawan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk. Parman memilih dunia militer sebagai tempat pengabdiannya pada negara. Selama Agresi Militer II, Parman ikut begerilya di luar kota. Usai agresi, Parman bahkan sempat mengenyam pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda, Belanda (semacam AKMIL). Karir Parman terus menanjak, ia kemudian diangkat menjadi Asisten I Men Pangad bidang Intelijen dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada Agustus 1964, pangkatnya dinaikkan lagi menjadi Mayor Jenderal. Pada waktu memegang jabatan sebagai Asisten I bidang Intelijen, pengaruh PKI sudah meluas ke hampir seluruh bidang kenegaraan. Lawan utama PKI adalah Angkatan Darat. PKI menyebar opini publik bahwa AD berniat menggulingkan kepemimpinan Presiden Soekarno. Oleh karena itu, PKI mendesak Presiden membentuk Angkatan Kelima. Anggotanya adalah buruh dan tani yang dipersenjatai.
Parman adalah salah satu pihak yang paling keras menolak rencana pembentukan Angkatan Kelima. Penolakan serta posisinya sebagai pejabat intelijen yang tahu banyak tentang PKI, menjadikannya sasaran utama PKI, sehingga dini hari tanggal 1 Oktober 1965 beliau diculik gerombolan G30S/PKI yang dipimpin Serma Satar dari Resimen Tjakrabirawa. Di Lubang Buaya, setelah disiksa dengan kejam, beliau akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Jasadnya baru ditemukan tanggal 4 Oktober 1965 dan dimakamkan tanggal 5 Oktober 1965 di TMP Kalibata.
Salah satu otak penculikan Parman tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri, Ir. Sakirman yang merupakan petinggi di Politbiro CC PKI (semacam Dewan Syuro atau Dewan Penasihat Parpol sekarang). Ada versi lain yang menyatakan bahwa Sakirman, meskipun telah merencanakan menculik Parman tapi kemudian berubah pikiran dan sebenarnya telah berusaha menghubungi adiknya, sayang gagal. Sedikit flash back, tahun 1948, Parman sempat dipenjara karena kesalahpahaman dengan Jendral Gatot Subroto ketika kakaknya, Ir. Sakirman terlibat dalam pemberontakan PKI di Madiun pada 19 September 1948. Saat itu, sebagai Kepala CPM Markas Besar Komando Jawa tidak tahu di mana keberadaan kakaknya. Ia dituduh menyembunyikan Sakirman dan membantu pihak pemberontak. Parman sempat dimasukkan ke penjara Wirogunan, Yogyakarta untuk kemudian dibebaskan kembali dan nama baiknya direhabilitasi.
Nasib Ir. Sakirman sendiri tidak jelas, ada yang bilang insinyur lulusan ITB itu ditangkap RPKAD dan langsung dieksekusi. Ada juga yang menyatakan bahwa ia melarikan diri ke China atau Rusia. Dimanapun beliau berada sekarang, semoga Allah SWT mengampuni segala kekhilafannya.
Sumber :
http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/31/kisah-dua-bersaudara-dari-wonosobo-337327.html

Thursday 4 June 2015

Bobby Earl Freeberg, warga negara amerika yg turut berjuang membela kemerdekaan RI

Bobby Earl Freeberg,
Bobby Earl Freeberg

Bobby Earl Freeberg, 
Lebih dikenal sebagai Bob Freeberg adalah seorang pilot pesawat terbang bayaran berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Bersama Petit Muharto Kartodirdjo sebagai ko-pilotnya, mereka dengan gagah berani terbang menembus blokade udara Belanda. Mereka telah melakukan banyak misi penerbangan dalam rangka membela kemerdekaan yang telah diproklamirkan namun kemudian terancam dengan kedatangan Belanda untuk kembali melakukan pendudukan.

KARIR DI DUNIA MILITER DALAM PD-2

Bob adalah mantan penerbang tempur Angkatan Laut Amerika Serikat saat perang dunia ke-II. Setelah perang berakhir, pria asal Kansas ini menjadi pilot carter CALI (Commercial Air Lines Incorporated) Filipina. Dia bertemu Opsir Udara III Petit Muharto Kartodirdjo di Singapura dan segera menyatakan kesediaannya untuk melakukan penerbangan untuk membantu Indonesia.
Bob kemudian menabung dan membeli sebuah pesawat angkut DC-3 Dakota. Dia memberi nama pesawat itu RI-002. Bob berpendapat nama RI-001 selayaknya diberikan untuk nama kehormatan pesawat pertama yang dimiliki Indonesia. Ketika Bob disewa, Indonesia tak punya satu pun pesawat angkut.

TURUT BERPERAN DLM PERANG KEMERDEKAAN

Bob juga banyak membantu TNI untuk melakukan operasi militer. Dialah pilot operasi penerjunan pertama yang dilakukan AURI. Pada 17 Oktober 1947, Bob menerbangkan RI-002 dari Bandara Maguwo ke Kotawaringin, Kalimantan Tengah. TNI menerjunkan 12 prajurit AURI untuk menembus blokade Belanda dan mengobarkan perlawanan di sana.
Bob pula yang mengantar Soekarno berkeliling Sumatera guna meminta sumbangan rakyat untuk membantu perjuangan RI. Rakyat Aceh kemudian menyumbang 20 Kg emas yang kemudian dibelikan pesawat Dakota dengan nama seulawah atau gunung emas. Pesawat ini yang kemudian diberi nomor registrasi RI-001.
Misteri RI 002
Sayangnya nasib Bob berakhir tragis. Tanggal 29 September 1948, pesawat Dakota milik Bob jatuh di belantara hutan. Diduga pesawat itu ditembak jatuh pesawat pemburu Belanda.
"Dia mengalami kecelakaan saat aku mengirimnya ke Palembang untuk membawa uang untuk membantu gerilya di Sumatera. Tak pernah aku akan melupakan kawanku orang Amerika, Bob Freeberg," kata Soekarno.

Misteri RI 002

Pada tahun 1948, dari Yogyakarta sebagai ibukota negara ketika itu, Presiden Soekarno menugaskan Samaun Bakri mengambil emas seberat 20 kg dari Cikotok, Banten, untuk membeli pesawat ke India. Setelah itu ia kemudian berangkat dengan pesawat Dakota RI 002 milik Bob Freeberg dari lapangan udara Gorda, Serang, menuju Tanjung Karang, Lampung. Dalam perjalanan dari Tanjung Karang menuju Bukit Tinggi sebelum ke India, pesawatnya rusak dan jatuh di tengah hutan di wilayah Lampung Utara pada 1 Oktober 1948.[1][3] Seorang petani akhirnya menemukan bangkai pesawat tersebut 30 tahun kemudian, tepatnya pada 14 April 1978 di bukit Punggur, Lampung Utara. Semua kerangka jenazah penumpang dan awak pesawat berhasil ditemukan, kecuali kerangka jenazah Bobby Earl Freeberg.
Pertanyaan saya kenapa kerangka jenasah Bobby Earl Freeberg tdk ditemukan ?
1. Apakah ditangkap oleh tentara Belanda lalu di bunuh ? dan emas tersebut di sita tentara Belanda ?
2. Apakah kejadian ini sengaja dilakukan oleh Bobby Earl Freeberg yg sudah merencanakan kejadiannya ini jauh-jauh hari dan melarikan diri dengan mengganti identitas yg baru ?
Referensi :
http://www.smithsonianmag.com/…/an-american-who-died-fight…/
http://www.parsonssun.com/…/article_c4f28075-8b5d-50d6-8109…
http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Freeberg

Tuesday 2 June 2015

Bung Tomo








PIDATO BUNG TOMO

Bismillahirrohmanirrohim..
MERDEKA!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara….
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian.
Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara….
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara….
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!

Sunday 1 February 2015

foto TNI tempo dulu

Soeharto-Operasi Mandala
 foto Brigjen Soeharto terlihat sedang mencatat di buku kecil sambil menghisap rokok
P-51 Mustang milik AURI
Foto P-51 Mustang milik AURI

Tuesday 20 January 2015

Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sri Sultan HB IX
Sri Sultan HB-IX sedang berbicara dengan wanita Belanda bernama Tanja di depan pintu masuk gedung parlemen, Malang-Jawa Timur 1947.
De sultan van Djokja staat voor de ingang van het voorlopige parlementsgebouw te Malang te praten met een Nederlandse vrouw, Tanja genaamd, Indonesië (1947).

Friday 16 January 2015

Kolonel Raden Ario Majang Koro

Kolonel Majang Koro
Kolonel Raden Ario Majang Koro adalah keturunan bangsawan dari Bangkalan-Madura lahir th. 1832 - Madura , Wafat tanggal September 29, 1906 ) , dari brigade “Barisan Bangkalan (Barisan Van Madoera) menerima medali kehormatan Ridder Militaire Willems Orde Vierde Klasse, tingkat empat, dalam pertempuran di Aceh th.1875 dan ekspedisi di Bali th.1849.

Karir
Majang Koro masuk ke dunia militer pada tanggal 15 Agustus 1848 sebagai sukarelawan tentara dengan nama Kaboen Surabaya , dipromosikan menjadi Kopral pada 16 Januari 1850 dan Sersan pada tanggal 25 Juni 1850. Ia mengundurkan diri pada 3 Juni 1859 dalam pelayanan Barisan Madura di bawah nama Dewan Majang Koro . Dengan demikian , ia diangkat kembali  pada tanggal 6 Juli 1861 dengan pangkat ajudan letnan, dipromosikan menjadi kapten pada 20 Juli 1871, pada 20 Juli 1872 naik pangkat menjadi Mayor dan pada tanggal 1 April 1881 mencapai  letnan kolonel ,sebagai komandan korps . Pada tanggal 20 Agustus 1901 R.A Mojong Koro dianugerahi penghargaan tertinggi Ridder Willems-Orde dengan pangkat kolonel tituler. Penghargaan ini diberikan atas jasa-jasanya dalam :
  • Ekspedisi ketiga ke Bali ( tahun 1849 , di bawah Jenderal Michiels ).
  • Ekspedisi ke Palembang , draft, pada tahun 1850 , ke Bali.
  • Operasi militer di 1850-1854 di bagian barat Borneo di bawah Mayor Verspyck.
  • pada tahun 1873-1876 , ekspedisi pertama ke Aceh .
  • Ekspedisi Lombok bawah Jenderal Vetter pada tahun 1894 .
Raden Ario Majang Koro
 Selain penghargaan Ridder Willems-Orde R.A Mojong Koro juga memperoleh penghargaan seperti  :
  • 1849, bronze medal for Courage and Loyalty (1850)
  •   The Silver Medal for Courage and Loyalty (for his behavior during the years 1850-1854 )
  •  The Aceh Medal 1873-1874 , the buckle Aceh 1873-1874
  •  The Honorary Sabre (Royal ereblijk participants for their prowess as having themselves distinguished by the military operations in Aceh of December 25, 1875 to March 9, 1876)
  •  He was an officer in the Order of Orange-Nassau (1895)
  •  The Lombok Cross.
  •  The distinguishing sign for Long Service as an officer with the numeral XL 
  • As a token of appreciation for his loyal devotion to duty and long-term and good services through proven him to the land Majang Koro was awarded the predicate Ario on August 15, 1898 .
   Ref : 
- - http://nl.wikipedia.org/wiki/Majang_Koro
  - http://colonial.library.leiden.edu/cgi-bin/
-- Onze vestiging in Atjeh, By G.F.W. Borel

Sunday 11 January 2015

Jesajas Pongoh

Sersan satu Yesaya Pongoh
Jesajas Pongoh (Yesaya Pongoh), dilahirkan di Airmadidi, Manado Sulawesi-Utara pada tanggal 7 Mei 1878 adalah seorang Sersan KNIL berasal dari Manado yang menerima penghargaan kehormatan tertinggi Ridder Militaire Willems-Orde 3 Klasse (Penhormatan Tertinggi tingkat 3). atas jasa-jasanya dalam pertempuran di medan perang Aceh periode-2 di tahun 1896-1900. Berdasarkan keputusan kerajaan Belanda tanggal 30 September 1903 Jesaja Pongoh dianugerahi kehormatan tertinggi Ridder Willems-Orde kelas 3, diangkat pangkat menjadi sersan kelas satu pada tanggal 26 September 1921, dan pada tanggal 28 April 192 ia dianugerahi medali emas atas pengabdiannya selama 25 tahun di dunia militer KNIL . Jesajas Pongoh wafat karena sakit pada tanggal 11 Oktober 1934. meninggalkan seorang istri dan enam orang anak.




Ref :
http://nl.wikipedia.org/wiki/Jesajas_Pongoh


Julius Tahija

Julius Tahija

Julius Tahija adalah seorang Pengusaha Sukses, eks mantan Letnan KNIL dan penerima kehormatan tertinggi Ridder Willems-Orde dari kerajaan Belanda. Julius Tahija dilahirkan di Surabaya tanggal 13 Juli 1916,  Menyelesaikan pendidikan HBS, sebuah sekolah dagang yang membekalinya ilmu administrative. Sejak usia 10 tahun Julius sudah ditingga mati ibunya, mulai dari usia kecil itulah Julius Tahija sudah rajin menabung dan dari uang tabungannya itulah Julius mulai belajar bisnis dengan menjual beras, diusia 12 tahun Julius Tahija sudah menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Jerman, dan Belanda termasuk cakap dalam bahasa jawa, setelah r mulai berkembang  Sebagai saudagar muda, ia kerap bekerjasama dengan saudagar keturunan Cina dan ia mengaku banyak belajar dari mereka. Bisnisnya kemudian berkembang pesat, dan ketika berusia 19 tahun, ia sudah menjadi importir barang-barang dari Belanda, Jepang, Singapore dan Amerika Serikat. Dari hanya memiliki sepeda untuk berdagang, ia kemudian mampu membeli truk untuk menjalankan bisnisnya.
Perjalanan hidupnya mulai berubah ketika pada tahun 1937 ia mendaftarkan diri sebagai tentara KNIL dan ikut latihan militer di Bandung  dan mengikuti pendidikan lanjutan di bidang penerbangan ,  hingga suatu hari ia dipanggil komandan pendidikan. “Terbangmu kurang bagus ! , jadi kamu dikembalikan ke Infantry” kata komandan merangkap pelatihnya.  Julius memang mengakui bahwa ia memang tidak “ahli” dalam menerbangkan pesawat terbang.
Ketika perang dunia melanda di belahan negra eropa dimana negara Belanda sudah ditaklukan tentara pendudukan Jerman, dan perang besar itu mulai menghampiri negara di belahan Asia dan tentara Jepang secara gemilang mulai menguasai negara Malaysia dan Singapura akhirnya tentara kekaisaran berhasil  masuk Indonesia di tahun 1942, Julius Tahija menyingkir ke Australia bersama-sama sisa pasukan KNIL beserta pemerintahan administratur colonial Belanda di Dutch East Indie.

Menerima penghargaan Tertinggi Ridder Willems-Orde
Sertifikat Riider Willems-Orde Julius Tahija

Penghargaan tertinggi Ridder Willems-Orde yang diterima Julius Tahija adalah pada saat ia bersama 13 pasukan KNIL diperintahkan menyusup ke kota kabupaten Saumlaki yg berlokasi di pulau Tanimbar di wilayah Indonesia timur yang berbatasan langsung dengan Australia.  Pasukan yang dikirim tersebut adalah pasukan Z-Force yang merupakan unit pasukan komando yang masuk ke belakang garis pertahan musuh yang bertugas menyabotase, dan mengumpulkan informasi  intelligent tentang pergerakan dan lokasi tentara Jepang. Sersan satu Julius Tahija adalah salah satu dari tim Z-force yang direkrut dan dilatih oleh pemerintah Australia untuk mengikuti misi Z-Force yang sangat-sangat berbahaya, sangat rahasia, dan penting untuk kepentingan pasukan sekutu yang bermaskas di Australia.
Pada 31 Juli 1942, satu kontingen pasukan Austalia,  mencoba mendarat di Saumlaki untuk memperkuat barisan Z-Force yang terdiri dari tentara Belanda-KNIL, tapi usaha itu gagal. Dua kapal HMAS Southern Cross dan Chinampa meninggalkan Darwin pada tanggal 28 Juli 1942. Tapi sayangnya rombongan pasukan tersebut telah didahului oleh pendaratan tentara Jepang sehari sebelumnya.Dalam pendratan tentara Jepang sehari sebelumnya itulah para pasukan Z-Force melakukan penyerangan dengan bermodalkan 13 pasukan dan bersenjatakan api ringan bertempur menghadang pendaratan 300 tentara Jepang, korban ditentara jepang banyak berjatuhan dan pendaratan pasukan itu pindah sementara ke tempat lainnya. Tak lama kemudian tentara Jepang menyerang kembali posisi pasukan Z-Force tersebut, 6 anggota pasukan Z-Force gugur , dan sisa pasukan bersembunyi di semak-semak dan mundur melakukan perang gerilya.
Sementara itu HMAS Chinampa dan HMAS Southern Cross masih agak jauh dari lokasi pendaratan dan  menyadari bahwa kota Saumlaki telah jatuh ketangan musuh. Pada sekitar pukul  09:30 HMAS Southern Cross mengalami kerusakan mesin dan Chinampa melanjutkan perjalanan sendirian menuju lokasi pendaratan . Dia berlabuh melego jangkar beberapa puluh meter dari  pelabuhan hari itu  juga dan  mengharapkan kekuatan pasukan Z-Force masih memegang kendali, Ketika Komandan kapal HMS Chinampa Warant Officer Frederick Henderson dari RANR mencoba turun dan mendarat ke pelabuhan pasukan jepang menyerang dan  Warant Officer Frederick Henderson bersama unit pasukannya langsung kembali naik ke kapal dan menjauhi dermaga tersebut.. Dan keesokan harinya pada tanggal 31 Juli 1942 HMAS Southern Cross telah kembali diperbaiki dan berada di posisi dekat dengan pelabuhan Saumlaki,  HMAS Chinampa kembali berusaha mencoba untuk  mendaratkan pasukan , tapi terpaksa  mundur setelah datang serangan yang begitu hebat dari tentara Jepang dan membunuh Henderson 34 tahun serta melukai dua orang lainnya, HMAS Chinampa dan HMAS Southern Cross akibatnya menarik diri tanpa mendarat pasukan mereka , dan kembali ke Darwin pada tanggal 2 Agustus 1942.
Akhirnya sisa Pasukan Belanda yang masih hidup mencoba melakukan pelarian mereka pulau
tetangga yaitu pulau Larat dan  mereka bergabung dengan pasukan lainnya  termasuk dua tentara 
Australia ,KNIL, Polisi setempat dan beberapa  warga sipil , lalu melanjutkan persembunyian 
di pulau-pulau lainnya dan akhirnya berhasil kembali ke wilayah Australia dengan mendarat 
di pulau Bathurst   pada tanggal 14 Agustus 1942.

Setelah Jepang kalah dan pemerintah colonial Belanda kembali masuk ke Indonesia Julius Tahija telah mendapatkan promosi dengan menjadi pangkat Letnan dengan posisi sebagai Ajudan dari Panglima tertinggi tentara KNIL di Dutch East Indies, General Simon Spoor.

Keluar dari dunia Militer

Setelah masa perang, Tahija terpilih sebagai anggota kabinet Negara Indonesia Timur dan aktif dalam negosiasi yang kemudian ikut mengantarkan Indonesia pada pengakuan kedaulatan pada Desember 1949. Atas rekomendasi Jenderal TB Simatupang, Tahija bergabung dengan TNI dengan pangkat letnan kolonel.
Dua tahun kemudian di tahun 1951, setelah mundur dari TNI, Presiden Soekarno mengajaknya bergabung dengan perusahaan minyak dan gas Amerika, Caltex, sebuah perusahaan joint venture antara Chevron dan Texaco Corps. Selepas jabatan eksekutif Caltex, Tahija kemudian terjun sepenuhnya ke bisnis dan menjadi penyantun di berbagai lembaga pendidikan.
Julius Tahija, orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di Caltex (dikenal sebagai PT Caltex Pacific Indonesia/sekarang Chevron), yakni sebagai Ketua Dewan Direksi. Jabatan itu dia raih pada tahun 1966, setelah mengawali karier di bidang perusahaan minyak dan gas tersebut pada tahun 1951 sebagai Assistant to the Managing Director, Ketua Dewan Komisaris (1977) dan Ketua Emiritus Dewan Komisaris (sejak 1994). Dalam bisnis ia menjadi pelopor dalam keterlibatan pengusaha lokal dalam perusahaan multinasional, antara lain terlibat dalam PT Faroka, PT Procter & Gambler (Inggris), PT Filma, PT Samudera Indonesia, Bank Niaga, Freeport Indonesia. Ia juga tercatat sebagai pendiri Tugu Insurance, anggota Dewan Penyantun ITB
Memiliki dua putra, yakni George Tahija dan Sjakon Tahija, serta lima cucu. Julius Tahija wafat pada tanggal 30 Juli 2002 dan di makamkan di makam keluarga di daerah Puncak-Jawa Barat.






Ref : 
http://www.mmskobtsova.com/downloads/pdf/Part%201%20%20PDF.pdf
Sang Komandan, Petrik Matanasi
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/10/11/08103815/Bisnis.Beretika.ala.Julius.Tahija
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1286/Julius-Tahija
http://www.navy.gov.au/hmas-chinampa

Saturday 3 January 2015

Mochammad Idjon Djanbi

Some of No.10IA Commando 2 'Dutch' troop.

From the left : Sgt. Bill Van Gelderen, Lt. Cornelis (Cees) de Ruiter, Capt. Jan Linzel, TSM van den Bergh, Lt Rokus Visser ( shown as Sgt in 1944 prior to his Commission)
Mochammad Idjon Djanbi dilahirkan di Kanada sekitar tahun 1915 dengan nama Rokus Bernardus Visser adalah mantan anggota pasukan khusus kerajaan Inggris selama perang dunia ke-2, mantan KST Korps Speciale Troepen dan komandan RPKD sekarang Kopassus yang pertama.
Karir di dunia militer
Sejak masa muda RB Visser mengikuti orang tuanya Visser membantu orang tuanya dengan berjualan bola lampu di London. Dan ketika perang dunia kedua dimulai dan negri Belanda jatuh ke tangan tentara  Jerman pada tanggal 15 Mei 1940, maka RB. Visser pun terpanggil untuk berjuang dengan mendaftarkan pada dinas Ketentaraan Belanda yang mengungsi ke Inggris yang membentuk kekuatan baru disana. Pada awalnya RB Visser ditugaskan menjadi sopir Ratu Wihelmina. Setelah setahun di post tersebut dia mengundurkan diri dan mendaftarkan diri di sebagai operator radio (Radioman) di 2nd Dutch Troop yang merupakan pasukan komando Belanda yang dilatih oleh Pasukan khusus kerajaan Inggris bersama-sama dengan sukarelawan dari Perancis, Polandia dan Canada. Bersama dengan pasukan sekutu, Visser merasakan operasi tempurnya yang pertama, yaitu dalam operasi Market Garden pada tanggal 17-25 September 1944, saat itu pasukan komando Belanda ke 2 bagian dimana Visser berada, digabung bersama 101st Airborne Division "Screaming Eagle" atau Divisi Lintas Udara 101 dari Amerika Serikat.
Dokumen penugasan RB Visser di 101st Airborne Div dalam perasi Market Garden
Diterjunkan melalui pesawat layang (Glider) Visser bersama pasukan payung dari Amerika mendarat di bagian dengan konsentrasi pasukan Jerman tinggi. Dua bulan kemudian saat dikumpulkan kembali, Visser digabungkan dengan pasukan Sekutu yang lain dan melakukan operasi pendaratan amphibi di Walcheren, sebuah kawasan pantai di Belanda bagian selatan.
Amsterdam 1945, Lt. RB Visser Front paling depan, posii ketiga dari kiri 
Karena prestasinya selama di medan tempur maka RB Visser mendpatkan promosi untuk disekolahkan di Sekolah Perwira sebelum di kirim ke Asia. Selanjutnya Viser dikirmkan ke Sekolah Pasukan Para di India dan untuk memukul kekuatan Jepang di Indonesia. Kekalahan pasukan Jepang pada Agustus 1945 mengakhiri perang dunia ke 2 dan Jepang mundur dari Indonesia sebelum pasukan Visser sempat dikirimkan ke Indonesia. Mundurnya Jepang dari Indonesia membuka peluang kepada Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Karena keadaan di negeri Belanda sedang porak poranda akibat perang dunia tersebut dan mereka tidak mampu mengirimkan pasukan dari Eropa ke Indonesia, maka pemerintah Belanda membentuk kesatuan unit khusus di India dengan mendirikan School voor Opleiding van Parachutisten (sekolah pasukan terjun payung) dan pasukan ini dikirim ke Jakarta pada tahun 1946. dibawah pimpinan Letnan Visser, sekolah ini kemudian di pindah ke Jayapura (Hollandia) di Irian Jaya yang waktu itu dinamakan Dutch West Guinea oleh Belanda, menempati bekas sebuah bangunan rumah sakit tentara Amerika yang telah ditinggalkan.
Setelah beberapa lama tinggal di Indonesia dan dengan segala kondisi yang ada rupanya RB Visser menyukai hidup di Asia, sehingga memintaa istrinya (wanita Inggris yang dinikahinya semasa perang dunia 2) dan keempat anaknya untuk ikut dengannya ke Indonesia, akan tetapi istrinya menolak, dan RB Visser memilih untuk bercerai. Saat kembali ke Indonesia pada 1947, Sekolah pimpinannya sudah dipindah ke daerah Cimahi, Bandung dan RB Viser mendapatkan promosi naik pangkat menjadi Kapten.  Ketika Belanda harus menyerahkan kedaulatan kepada pemerintahan RIS yang baru berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 maka mau tidak mau RB Visser pun harus memilih, tetap tinggal di Indonesia atau kembali pulang ke Belanda, karena sudah merasa nyaman dengan gaya hidup Asia, maka Kapten RB Visser memutuskan untuk tinggal di Indonesia sebagai warga sipil dan hidup bertani bunga di Lembang, memeluk agama islam, menikahi kekasihnya yang orang Sunda dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.